Selasa, 24 Februari 2015

Her Smile part 7

Keesokan harinya saat pelajaran berenang semua tampak biasa aja, tapi ternyata, percaya atau gak kelima sahabat siswi itu menghilang.Karena panik tidak dapat menemukannya dimana pun, kecurigaan kami terletak pada kolam air dingin yang dalam. Dengan memohon ke penjaga kolam yang tidak percaya akan cerita kami, air kolom tersebut dibuang. Terlihat oleh kami kelima anak itu didasar kolam, kepala mereka membuat lingkararan, dari jauh mereka terlihat seperti kerangka bintang.Di pusat lingkaran kepala mereka terdapat dengan jelas pijakan yang dibuat oleh siswi yang mengutuk mereka.Bagi kami yang mendengar kutukan itu terasa sangat nyata, tetapi baik pihak sekolah maupun medis menentang kami.Mereka berlima yang salah karena telah bermain dikolam berbahaya itu, penyebab kematian mereka karena kram kaki yang menyebakan mereka tengelam.
Tiga hari setelah peristiwa kematian itu, siswi ini datang untuk mengucapkan perpisahan dan ucapan turut berduka cita. Tapi kami semua menjauhinya, takut karena ia masih menyimpan dendam, beberapa dari kami pun berlari. Kami memang menyakiti hatinya saat itu, bagi kami semua itu benar, seorang virus haruslah dijauhi. Ia pun pergi dan tak pernah terdengar kabarnya lagi. Kami yang mengetahui kejadiannya pun memutuskan untuk melupakannya karena hal itu bertentangan dari berbagai sisi. Guru psikologis kami menghilangkan ingatan kejam itu dari kami yang mulai tidak terkontrol lagi. Awalnya aku juga tidak bisa mengingatnya sampai kamu bilang kalau dia itu malaikat terselimuti iblis.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 “Jauhi dia, Pad” hanya itu kalimat terakhir dari Louie, sebelum ia pingsan. Setelah ia bangun tampaknya ia telah melupakan apa yang ia ceritakan. Louie kembali ke keceriaanya seperti biasa dan mulai melakukan tugasnya. Tekadku untuk membawa Safira kembali seperti dulu semakin besar, setelah mengetahui masa lalunya itu. Bukan membuatku takut atau mundur, melainkan hal itu membuatku semakin tertarik kepadanya.Ia kuat, menghadapi kenyataan itu seorang diri, kenyataan bahwa ia dijadikan bahan taruhan bagi sahabat yang dia percayai. Walaupun salahnya karena tidak bertanya terlebih dahulu dan langsung menghakim. Apa boleh buat jika kelima orang itu sudah tiada dan para saksinya hilang ingatan semua. Yang perlu aku lakukan sekarang adalah tidak membiarkannya terseret kedalam neraka itu sekali lagi.
Selama seminggu aku dan Safira pulang bareng, setiap melewati taman mawar aku pun selalu menanyakan apakah mau berhenti bentar untuk membaca di gazebo. Setiap hari pula aku didiamkan lalu ditinggalkannya. Tampaknya usahaku tidak sia – sia hari ini ia berhenti berjalan ketika kuajukan pertanyaan yang sama, awalnya kukira ia akan marah kepadaku. Tetapi dugaanku salah dengan santai ia menjawab pertanyaanku kalau ia ingin menyiram tanaman mawar merah kesukaanya. Aku mengangguk dan mengikutinya, ia asik sediri dengan kesibukannya menyiram tanaman mawar tersebut. Bosan melihatnya aku pun berjalan kearah gazebo, angin saat itu sangatlah bersahabat membuatku tertidur.Aku terbangun dengan cipratan air dingin dimukaku, dia berani menyipratiku, segera aku berdiri dan membalasnya. Kami asik perang air sampai air dibotol penyiram bunga habis, setelah mengembalikan botol ketempat semula, kami kembali duduk di gazebo. Angin semakin kecang dan baju yang basah membuatku kedinginan, bukan hanya aku saja kudengar Fira pun mulai menggigil. Kuambil jaketku dan menyelimutinya, perlahan kubantu dia berdiri lalu kuantar dia sampai ke depan rumahnya. Sambil tersenyum hangat, aku melambai dan berlari pulang takut besok kena sakit.

#Icylandar#Fans Story#Icylandar Kingdom Series#Grace Lavenia B#SMAK 7 Penabur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar