SMA bagi semua orang itu adalah masa yang paling
dinanti –nantikan. Masa dimana kita diberikan kebebasan oleh orang tua kita
untuk lebih mandiri dalam mengatur hidup kita, untuk bergaul dengan berbagai
orang, untuk mendapatkan pasangan yang bisa dipamer-pamerin. Tapi tidak bagiku
masa SMA ku dimulai dengan dipenuhi warna hitam yang membangkitkan seluruh masa
kecilku yang amat buruk, tetapi sang dewa yang maha adil mendengar dan
melihatku. Disamping warna hitam kelam ada setitik cahaya hangat yang selalu
bersamaku hingga sekarang. Semuanya dimulai dari hari pertama masuk SMA
terfavorit yaitu SMA Icylandar Kingdom.
Aku terlambat memulai masuk SMA karena Ibuku yang
salah memesan tiket pesawat. Aku melawati masa orientasi peserta didik baru, senang
juga sih bisa bolos acara yang paling gak penting setiap masuk ke jenjang baru.
Ayah dan Ibuku merupakan musisi piano dan biola terkenal di dunia musik
Internasional, pada waktu aku masih SMP kami sekeluarga pindah ke Kerajaan
Paterolis yang sangat unggul di bidang musik. Begitu lulus SMP nenekku
memintaku kembali Kerajaan Elves tempat kelahiranku untuk melanjutkan di
sekolah paling bergengsi, dengan harapan aku dapat merubah masa - masa suram
ketika aku masih SD, sehingga aku dapat memiliki rasa cinta terhadap tanah
airku ini.
Aku memasuki SMA baru ini dengan berat hati,
mengingat betapa menjijikan setiap pandangan dari orang disekitarku, yang hanya
mampu melirik – lirik dan berbisik-bisik.Aku masuk dikelas WAR 1, kelas dimana
berisi oleh para orang – orang yang lebih memiliki talenta di bidang peperangan.Walaupun
tidak dibilang bidang kesukaanku dibandingan dengan bidang ahli obat-obatan
maupun bidang hubungan pemerintahan kerajaan, bidang peperanganlah satu –
satunya yang paling cocok untukku. Aku telah meliat jadwal pelajaran yang harus
aku ikuti, ternyata selain teknik senjata, pengaturan penggunaan tenaga dalam,
dan pembuatan startegi aku juga harus mempelajari ilmu pengobatan sederhana dan
kepemerintahan Kerajaan Elves. Menyebalkan kenapa harus memilih bidang kalau
pada akhirnya harus mempelajari semuanya, beberbagai alasan sudah kuberikan
kepada nenek supaya memindahkanku dari sekolah khusus para jenius berkumpul. Tetapi
nenek tidak peduli dan selalu bilang sekolah itu yang terbaik untukku menjadi
Rakyat Kerajaan Elves yang baik, mau gimana lagi nenek tidak bisa dibantah.
Begitu aku memasuki
kelas, lega hatiku mendapati aku murid pertama yang baru datang. Aku mengambil
tempat di pojok belakang kelas yang bersebelahan dengan jendela, melepas ikat
rambut dan membiarkan rambut hitam panjang ini melambai ditiup oleh angin dari
jendela yang aku buka, mengambil posisi tidur dengan tangan yang terlipat
diatas meja, melihat jam menunjukan bahwa aku masih bisa mengambil waktu
sekitar 1 jam untuk tidur maka mengapa harus melewatkannya. Aku pun tertidur
dengan angin sepoi – sepoi di sebelahku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Berangkat super pagi
itu kelebihanku apa lagi gak ikut masa orientasi bisa - bisa ketenaranku
terkalahkan, apa lagi sekarang aku masuk ke SMA yang super elit yang banyak
saingannya, tapi gak apa – apa aku ini ditakdirkan oleh sang Dewa untuk menjadi
Idola so keep calm and be cool. Rasa
penasaran menyelimutiku saat berada didepan kelas yang akan bersamaku selama 3
tahun mendatang. Kubuka pintu kelas dan medapati kelas yang kosong, hancur
sudah rencanaku membuat teman sekelasku ini terkesan. Entah aku yang kepagian
apa mereka yang kemalesan, inikan kelas untuk para ahli peperangan yang nomor
satu di sekolah terfavorit sekerajaan, kenapa malah tampak berisi orang males
semua, keluhku didalam hati. Sekali lagi aku melihat sekitar kelas dengan lebih
teliti dan akhirnya aku mendapati ternyata ada yang sudah lebih dulu sampai di
kelas kosong ini.Dia pasti bosan menunggu sehingga memutuskan untuk tertidur,
setelah mengamatinya aku memutuskan untuk menyapanya sekedar ramah – tamahlah.
Aku mengambil posisi
tepat berdiri disampingnya, dengan perlahan aku sentuh lengannya dengan harapan
dia tidak terlalu kaget saat terbangun. Tiga detik kemudian dia terbangun, dan
dia langsung melihat kearah jam di kelas lalu berpaling kearahku dengan muka
penuh tanya. Kuberikan senyuman maut yang diwariskan ayahku untuk mengait hati
para orang di sekiarku. Mimik mukanya tidak berubah jangankan membalas
senyumanku ia malah semakin melipat bibirnya, menandakan bahwa ia sangat kesal.
Bingung akan tindakan yang tidak pernah aku hadapi, “Pagi” hanya kata itu yang
terlintas dalam benakku. Tapi tampaknya kata itulah yang membangkitkan
amarahnya.
#Icylandar#Fans Story#Icylandar Kingdom
Series#Grace Lavenia B#SMAK 7 Penabur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar